Sejarah Liverpool FC
Liverpool Football Club (dikenal pula sebagai Liverpool atau
The Reds) adalah sebuah klub sepak bola peserta Liga Utama Inggris. Liverpool
adalah klub tersukses dalam sejarah persepakbolaan Inggris yang bermarkas di
kota Liverpool. Liverpool telah memenangkan 5 tropi Liga Champions (dulu Piala
Champions), yang merupakan rekor Inggris.18 gelar Liga Inggris, 7 Piala FA,
serta, 7 kali juara Piala Liga. Stadion mereka berada di Anfield, yang terletak
sekitar 4,8 km dari pusat kota Liverpool.
Sejarah
Salah satu klub tersukses di Inggris Raya. Didirikan pada 1892 akibat perseteruan antara Komite Everton FC dengan John Holding sebagai Presiden Club yang juga pemilik stadion Anfield. Akibat dari perseteruan itu, Everton akhirnya pindah ke stadion Goodison Park dan John Holding menjadikan stadion Anfield sebagai kandang Liverpool FC sampai sekarang. Klub sempat diberi nama Everton FC and Athletic Grounds, Ltd., atau diringkas Everton Athletic, namun FA menolak mengakui ada dua tim bernama Everton. Akhirnya pada bulan Juni 1892 John Houlding pun akhirnya memilih nama Liverpool FC. Liverpool menjelma kekuatan serius di kompetisi sepakbola Inggris.
Pada musim pertamanya, Liverpool FC berhasil menjuarai Lancashire League sebelum akhirnya bergabung dengan Divisi II Liga Inggris pada musim 1893/94. Pada musim pertamanya di Divisi II Liga Inggris, Liverpool FC langsung menjadi juara dan berhak untuk promosi ke Divisi I Liga Inggris ( sekarang Premiere League ). Tak butuh lama bagi Liverpool untuk mencicipi gelar di liga, karena pada musim pertamanya di Divisi I ini (musim 1900/01), Liverpool sukses menjuarai Divisi Satu dan mengulanginya lagi lima tahun kemudian. Liverpool FC sukses meraih juara liga 2 musim berturut-turut yaitu musim 1921/22 dan 1922/23, namun tidak mendapatkan tropi lagi sampai musim 1946/47 ketika berhasil meraih gelar liganya yang ke 5. Final Piala FA pertama dilakukan pada 1914, meskipun akhirnya mereka dikalahkan Burnley 1-0. Setelah mengarungi Divisi I selama lebih dari 50 tahun, akhirnya Liverpool FC mengalami kemerosotan dan terdegradasi ke Divisi II pada musim 1953/54.
Liverpool sempat terseok-seok
sebelum akhirnya Bill Shankly datang sebagai manajer pada bulan Desember 1959.
Shankly merombak tim secara besar-besaran dengan melepas 24 pemain lama dan
menggunakan sebuah ruangan di stadion Anfield untuk menggelar rapat
kepelatihan. Ruangan ini di namakan 'The Boot Room' yang berhasil melahirkan
manajer-manajer legendaris Liverpool di kemudian hari. Di ruangan inilah Bill
Shankly dan anggota 'Boot Room' lainnya seperti Bob Paisley, Joe Fagan dan
Reuben Bennett mulai membangun kekuatan Liverpool FC yang membuat iri tim
musuh. Hasil dari renovasi yang dilakukan oleh Bill Shankly mulai membuahkan
hasil ketika berhasil promosi ke Divisi I pada musim 1961/62 dan menjadi juara
liga pada musim 1963/64. Setelah menjuarai Piala FA yang pertama pada tahun
1965 dan menjuarai Liga pada musim 1965/66, Bill Shankly berhasil
mempersembahkan gelar juara Liga dan piala UEFA pada musim kompetisi 1972/73.
Musim berikutnya Bill Shankly berhasil mempersembahkan gelar piala FA setelah
membantai Newcastle United 3-0. Tidak ada yang menyangka bahwa gelar piala FA
itu merupakan persembahan terakhir dari seorang Bill Shankly. Karena secara
tiba-tiba Bill Shankly memutuskan untuk pensiun. Pemain dan Liverpudlian (
julukan untuk penggemar fanatik Liverpool FC ) berusaha untuk membujuk, bahkan
para pekerja di Liverpool mengancam akan melakukan mogok kerja. Tetapi Bill
Shankly tetap pada pendiriannya dan menyerahkan tongkat manajerial kepada
asisten-nya yaitu Bob Paisley. Bill Shankly akhirnya pensiun pada tahun 1974
dan bergabung dengan Liverpudlian di tribun The Kop.
Kejayaan Liverpool bersama Bill Shankly dilanjutkan Bob Paisley yang pada saat itu berusia 55 tahun. Dia menjabat sebagai manajer Liverpool FC dari tahun 1974 sampai 1983 dan hanya pada awal tahun Bob Paisley tidak dapat memberikan gelar untuk Liverpool FC. Selama 9 tahun Bob Paisley menjabat sebagai manajer Liverpool FC, beliau memberikan total 21 tropi, termasuk 3 Piala Champion, 1 Piala UEFA, 6 juara Liga Inggris dan 3 Piala Liga secara berturut-turut. Dengan semua gelar itu tidak salah bila Bob Paisley menjadi manajer tersukses yang pernah menangani klub Inggris. Tidak hanya sukses memberikan gelar untuk Liverpool FC, tetapi Bob Paisley juga sukses dalam melakukan regenerasi di tubuh Liverpool FC dengan tampilnya para bintang muda seperti : Graeme Souness, Alan Hansen, Kenny Dalglish dan Ian Rush. Walaupun Bob Paisley akan mewariskan sebuah skuad muda yang sangat hebat dan berbakat, tetapi dengan semua torehan gelar itu akan menjadi sangat berat buat siapapun penerusnya.
Sebagai penerus Bob Paisley yang pensiun di tahun 1983, Joe Fagan yang pada saat itu berusia 62 tahun, berhasil mempersembahkan treble buat Liverpool yaitu juara Liga, juara Piala Liga dan juara Piala Champion. Raihan ini menjadikan Liverpool FC sebagai klub sepakbola Inggris yang berhasil meraih 3 gelar juara sekaligus dalam 1 musim kompetisi. Sayangnya, catatan keemasan itu sedikit ternoda oleh insiden di stadion Heysel. Insiden yang terjadi sebelum pertandingan final Piala Champion antara Liverpool FC dan Juventus ini menewaskan 39 orang, sebagian besar adalah pendukung Juventus. Insiden ini mengakibatkan pelarangan bagi semua klub sepakbola Inggris untuk berkompetisi di Eropa selama 5 tahun. Dan Liverpool FC dilarang mengikuti semua kompetisi Eropa selama 10 tahun yang akhirnya dikurangi menjadi 6 tahun. Selain itu, 14 Liverpudlian didakwa bersalah atas peristiwa yang dikenal dengan Tragedi Heysel. Setelah peristiwa mengerikan itu, Joe Fagan memutuskan untuk pensiun dan memberikan tongkat manajerial selanjutnya kepada Kenny Dalglish yang ditunjuk sebagai player-manager. Joe Fagan menyerahkan tugas manajerial Liverpool FC kepada Kenny Dalglish yang pada saat itu sudah menjadi pemain hebat tetapi masih harus membuktikan kapabilitas sebagai seorang manajer.
Pada masa kepemimpinan Kenny Dalglish, Liverpool FC dibawa menjadi juara Liga Inggris sebanyak 3 kali dan juara Piala FA sebanyak 2 kali, termasuk gelar ganda juara Liga Inggris dan juara Piala FA pada musim kompetisi 1985/86. Bila tidak terkena sangsi dari UEFA, bisa dipastikan Liverpool FC menjadi penantang serius untuk merebut Piala Champion pada saat itu. Kesuksesan Liverpool FC di masa kepemimpinan Kenny Dalglish kembali dibayangi kejadian mengerikan lainnya yaitu Tragedi Hillsborough. Pada pertandingan semi-final Piala FA melawan Nottingham Forrest tanggal 15 April 1989, ratusan penonton dari luar stadion memaksa masuk ke dalam stadion yang mengakibatkan Liverpudlian yang berada di tribun terjepit pagar pembatas stadion. Hal ini mengakibatkan 94 Liverpudlian meninggal di tempat kejadian, 1 Liverpudlian meninggal 4 hari kemudian di rumah sakit dan 1 Liverpudlian lainnya meninggal dunia setelah koma selama 4 tahun. Akibat Tragedi Hillsborough ini pemerintah Inggris melakukan penelitian kembali mengenai faktor keamanan stadion sepakbola di negaranya. Dikenal dengan sebutan Taylor Report, menyebutkan bahwa penyebab dari Tragedi Hillsborough ini adalah faktor penonton yang melebihi kapasitas stadion karena kurangnya antisipasi dari pihak keamanan. Akhirnya pemerintah Inggris mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan setiap klub divisi I Inggris untuk meniadakan tribun berdiri. Setelah menjadi saksi hidup dari tragedi mengerikan Heysel dan Hillsborough, 'King' Kenny Dalglish tidak pernah bisa lepas dari trauma yang menghinggapi dirinya. Akhirnya pada tanggal 22 Februari 1990 beliau mengumumkan pengunduran dirinya sebagai manajer Liverpool FC. Pengumuman yang sangat mengejutkan dunia sepakbola pada saat itu, karena Liverpool FC sedang bersaing ketat dengan Arsenal dalam perebutan gelar Liga Inggris. Alasan yang disebutkan oleh Kenny Dalglish pada saat itu adalah tidak bisa lagi menghadapi tekanan dalam menahkodai Liverpool FC. Selama beberapa minggu Liverpool FC ditangani oleh pelatih tim utama Ronnie Moran sebelum akhirnya Liverpool FC menunjuk Graeme Souness sebagai manajer berikutnya. 'King' Kenny Dalglish kemudian dikenang sebagai legenda terhebat Liverpool FC karena sangat sukses baik sebagai pemain maupun manajer.
Perginya 'King' Kenny Dalglish
dan 2 tragedi yang mengerikan ( Heysel dan Hillsborough ) sepertinya memberikan
trauma, hukuman atau kutukan yang mendalam bagi Liverpool Football Club.
Kedatangan Graeme Souness pun tidak mengubah peruntungan Liverpool FC. Walaupun
Souness bisa memberikan gelar Piala FA pada tahun 1992, tetapi dengan kebijakan
transfer pemain yang kurang baik dan penerapan strategi yang sedikit
membingungkan menjadikan Liverpool tampil tidak konsisten pada musim itu. Hal
lain yang memperburuk hubungan Souness dan Liverpudlian adalah ketika Souness
menceritakan proses pemulihan kesehatannya pasca operasi jantung kepada koran
The Sun. Seperti diketahui bahwa masyarakat di Merseyside memboikot koran The
Sun yang sering memojokkan Liverpudlian mengenai tragedi Hillsborough. Pada 28
Januari 1994 Graeme Souness akhirnya mengundurkan diri sebagai manajer
Liverpool FC setelah tersingkir dari Piala Liga dan Piala FA. Pelatih Roy Evans
ditunjuk sebagai manajer Liverpool FC selanjutnya. Liverpool FC berada di
urutan ke 8 klasemen hasil terburuk selama 29 tahun terakhir. Walaupun secara
raihan gelar juara Graeme Souness tidak sukses, tetapi pada masa
kepemimpinannya banyak lahir talenta muda diantaranya : Robbie Fowler, Steve
McManaman, Jamie Redknapp, Rob Jones dan David James.
Manajer Liverpool selanjutnya adalah pelatih senior Roy Evans yang sudah bersama Liverpool FC selama lebih dari 30 tahun. Pada musim 1994/95 Liverpool menduduki peringkat 5 Liga Primer Inggris dan berhasil menjuarai Piala Liga dengan mengalahkan Bolton Wanderers dengan skor 2-1. Roy Evans berhasil mengembalikan ciri khas permainan Liverpool yaitu 'pass and move'. Tetapi permainan apik dan indah Liverpool FC pada masa ini tidak diimbangi determinasi dan agresifitas yang memadai dari para pemainnya, sehingga Liverpool pada masa Roy Evans sering disebut 'Spice Boys'. Selain semakin matangnya pemain seperti : Robbie Fowler, Steve McManaman dan Jamie Redknapp, pada masa kepelatihan Roy Evans muncul bakat muda bernama Michael Owen yang berhasil mencetak 18 gol dan menjadi PFA Young Player of the Year Award pada tahun 1998.
Pada musim kompetisi 1998/99 Liverpool FC menarik pelatih asal Prancis Gerard Houllier untuk berpartner dengan Roy Evans sebagai 'joint manager'. Tetapi Roy Evans merasa tidak cocok bekerjasama dengan Gerard Houllier, sehingga mengundurkan diri pada bulan November 1998. Setelah menjadi manajer tunggal, Houllier merombak total tim dengan memasukan pemain seperti : Sami Hyypia, Stephan Henchoz, Markus Babbel, Dietmar Hamann, Gary McAllister dan Emile Heskey. Selain muncul bintang muda Michael Owen, Houllier juga berhasil mempromosikan bakat muda dengan talenta luar biasa bernama Steven Gerrard. Tahun 2001 menjadi tahun terbaik Liverpool FC setelah mengalami kemerosotan prestasi di tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini Liverpool FC berhasil meraih Piala Liga, Piala FA, Piala UEFA, Piala Charity Shield dan Piala Super UEFA. Keberhasilan ini memunculkan secercah harapan bagi Liverpool untuk dapat meraih gelar juara Liga Inggris yang terakhir diraih pada tahun 1990. Pada tahun 2003 Liverpool FC berhasil meraih Piala Liga dan menduduki peringkat ke 4 pada musim 1993/94 sehingga berhak mengikuti kualifikasi Liga Champions. Walaupun berhasil memberikan sejumlah gelar buat Liverpool FC, tetapi taktik bertahan yang diterapkan Gerard Houllier dianggap tidak bisa bersaing untuk meraih gelar Liga Inggris. Taktik bertahan dan mengandalkan serangan balik sangat mudah diantisipasi oleh lawan, sehingga pada 24 Mei 2004 Gerard Houllier digantikan oleh Rafael Benitez.
Rafael Benitez datang ke Liverpool FC setelah berhasil membawa Valencia menjadi juara Liga Spanyol 2 kali dan juara Piala UEFA. Harapan Liverpudlian untuk menjadi juara Liga Inggris kembali membumbung tinggi setelah Benitez berhasil membawa Liverpool FC menjuarai Liga Champions untuk yang ke 5 kalinya. Pada final yang dikenang sebagai partai terhebat sepanjang masa, Liverpool FC berhasil mengalahkan AC Milan setelah tertinggal 0-3 di babak pertama. Tetapi gol dari kapten Steven Gerrard, Vladimir Smicer dan penalti Xabi Alonso berhasil membawa Liverpool FC ke babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Kiper Liverpool FC Jerzy Dudek menjadi pahlawan setelah berhasil menahan tendangan penalti Shevchenko. Kemenangan pada partai final Liga Champions inilah yang menjadi alasan kapten dan legenda hidup Liverpool FC Steven Gerrard untuk tidak pindah ke klub lain. Keputusan yang disambut gembira oleh para Liverpudlian. Liverpool FC kemudian dibawa Rafael Benitez untuk menjadi juara Piala Super Eropa dengan mengalahkan juara Piala UEFA CSKA Moskow dengan skor 3-1. Piala FA tahun 2006 menjadi piala terakhir yang dipersembahkan oleh Rafael Benitez untuk Liverpool FC. Dalam perjalanan menuju final piala FA, Liverpool FC mengalahkan Luton Town dengan skor 5-3, MU 1-0, Birmingham City 7-0 dan mengalahkan Chelsea 2-1 di semi-final. Di partai final Liverpool FC berhasil mengalahkan West Ham United dengan Steven Gerrard sebagai Man Of The Match. Steven Gerrard memberi umpan untuk gol pertama, melakukan tendangan voli untuk gol ke 2 dan melakukan tendangan jarak jauh yang fenomenal pada menit ke 91. Dengan skor 3-3 akhirnya pertandingan dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Walaupun selama pertandingan kiper Pepe Reina beberapa kali melakukan kesalahan fatal, tetapi pada saat adu penalti berhasil menahan 3 dari 4 tendangan pemain West Ham United. Final Piala FA ini disebut sebagai 'Final-nya Gerrard' dan dicatat sebagai partai final terbaik di era modern Piala FA. Setelah memenangi Piala Community Shield tahun 2006 dan berhasil mencapai final Liga Champions 2007, musim-musim berikutnya menjadi musim tanpa gelar bagi Rafael Benitez dan Liverpool FC. Satu-satunya kabar yang menggembirakan bagi Liverpudlian adalah kembalinya 'King' Kenny Dalglish untuk membidani Liverpool FC Youth Academy pada tahun 2009. Akhirnya Rafael Benitez berhaenti pada tanggal 3 Juni 2010 dan digantikan oleh Roy Hodgson. Pada masa kepemimpinan Rafael Benitez, Liverpool FC mengalami 2 kali peralihan kepemilikan klub. Yang pertama pada tahun 2007 ketika dibeli oleh George Gillett and Tom Hicks dan pada tahun 2010 ketika Liverpool FC di ambil alih New England Sports Ventures milik John W. Henry.
1 Juli 2010 Roy Hodgson resmi menangani Liverpool FC selama tiga tahun. Pada keterangan pers Roy Hodgson mengatakan sangat bangga bisa menangani klub sebesar Liverpool FC dan tidak sabar untuk bertemu dengan para pemain, Liverpudlian dan ingin segera bekerja di Melwood. Tetapi situasi di Liverpool FC pada saat itu masih sangat tidak menentu karena sedang dalam masa peralihan kepemilikan. Hiruk pikuk berita tentang kebangkrutan klub dan proses peralihan yang berkepanjangan sangat memengaruhi suasana di Liverpool FC pada saat itu. Liverpool FC pun akhirnya mengawali musim 2010/11 dengan sangat buruk. Sampai pertengahan bulan Oktober Liverpool FC berada di zona degradasi dan kalah dari klub divisi II Northampton Town. Selain itu Liverpool FC menghadapi ancaman pengurangan 9 poin dari FA bila tidak bisa menyelesaikan situasi internal. Akhirnya pada bulan Januari 2011 Liverpool FC dan Roy Hodgson sepakat untuk mengakhiri kerjasama dan posisi manajer selanjutnya dijabat oleh 'King' Kenny Dalglish untuk yang ke 2 kalinya sampai akhir musim.
Pencapaian
Prestasi Liverpool FC :
Juara Divisi Satu = 1900/01, 1905/06, 1921/22, 1922/23, 1946/47, 1963/64, 1965/66, 1972/73, 1975/76, 1976/77, 1978/79, 1979/80, 1981/82, 1982/83, 1983/84, 1985/86, 1987/88, 1989/90
Juara Divisi Dua 4 = 1893/94, 1895/96, 1904/05, 1961/62
Juara Liga Lancashire 1 = 1892-93
Liga Champions 5=1976/77 3-1 vs. Borussia Mönchengladbach , 1977/78 1-0 vs. Club Brugge , 1980/81 1-0 vs. Real Madrid, 1983/84 1-1 (4-2 melalui adu penalti) vs. AS Roma, 2004/05 3-3 (3-2 melalui adu penalti) vs. AC Milan
Juara Piala UEFA = 1972/73, 1975/76, 2000/01
Juara Piala FA (7) = 1964/65, 1973/74, 1985/86, 1988/89, 1991/92, 2000/2001, 2005/2006
Juara Piala Remaja FA = 1995/96, 2006/07
Juara Piala Liga 7= 1980/81, 1981/82, 1982/83, 1983/84, 1994/95, 2000/01, 2002/03
Juara Charity Shield =1963/64[2], 1964/65+, 1965/66, 1973/74, 1975/76, 1976/77,1978/79, 1979/80, 1981/82, 1985/86*, 1987/88, 1988/89, 1989/90, 2000/01, 2005/06
Juara Piala Super Eropa = 1977, 2001, 2005
Juara Piala Super Inggris = 1985/86
Juara Divisi Satu untuk Cadangan = 1956/57, 1968/69, 1969/70, 1970/71, 1972/73, 1973/74, 1974/75, 1975/76, 1976/77, 1978/79, 1980/81, 1981/82, 1983/84, 1984/85, 1989/90, 1999/2000
Sejarah dan data Chelsea FC
Chelsea F.C. (Chelsea Football Club), juga dikenal sebagai The Blues atau sebelumnya sebagai The Pensioners (London F.C.), adalah sebuah klub sepak bola Inggris yang bermain di Liga Utama Inggris dan bermarkas di kota London. Klub ini didirikan oleh H.A. Mears pada tahun 1905, dan memiliki lapangan sendiri yang dapat menampung sekitar 42.360 penonton, bertempat di Fulham, London Barat.
Chelsea sudah menghabiskan banyak
sejarah dalam dunia sepak bola Inggris, dan mengalami kesuksesan sebanyak dua
periode, sepanjang tahun 1960-an dan awal 1970-an, kemudian pada akhir 1990-an
hingga saat ini. Chelsea telah memenangi empat gelar Liga Utama Inggris
(1954-55, 2004-05, 2005-06, 2009-2010), enamPiala FA (1970, 1997, 2000, 2007,
2009, 2010), empat Piala Liga (1965, 1998, 2005, 2007), dan dua Piala Winners
(1971, 1998).Manajer pertama adalah John Roberson (1905-1906). Chelsea
menjuarai Liga Utama Inggris (Premiership) pada tahun 1955 pada masa jabatan
Ted Drake sebagai manajer.
Chelsea kembali menjadi juara Liga
Utama Inggris 50 tahun kemudian, yaitu pada tahun 2005, pada masa jabatan
manajer Jose Mourinho (2004 - 2007), yang saat itu mendapat dukungan penuh dari
pemilik milyader minyak berkebangsaan Rusia, Roman Abramovich.
Pada tahun yang sama (2005), Chelsea
juga menjuarai Piala Carling dengan mengalahkan Liverpool. Selanjutnya di tahun
2006, Chelsea kembali berhasil menjuarai Liga Utama Inggris. Dan pada tahun
2007, Chelsea juga kembali berhasil menjuarai Piala Carling setelah mengalahkan
Arsenal 2-1 dan menjadi juara Piala FA setelah mengalahkan Manchester United
1-0 lewat babak perpanjangan waktu. Tapi karena beberapa penampilan yang buruk
pada awal kompetisi 2007/2008 ditambah dengan ketidak sesuaian dengan sang
pemilik, akhirnya Jose Mourinho mengundurkan diri dari jabatan manager, dan
kemudian digantikan oleh Avram Grant mantan manajer tim nasional Israel.
Diawal masa kepelatihan Grant, banyak
kalangan yang memandangnya sebelah mata. Meski demikian, Avram Grant mampu membawa
Chelsea menjadi treble runner-up yaitu diajang Piala Carling sebelum dikalahkan
Tottenham Hotspur dengan skor 2-1. Disusul menjadi runner-up Liga Utama Inggris
dibawah Manchester United dan menjadi runner-up di ajang Liga Champions setelah
kalah adu penalti 6-5 dari Manchester United. Namun prestasi tersebut dianggap
tidak cukup baik sehingga Grant terpaksa dipecat di akhir musim.
Pada akhir bulan Januari 2009 Chelsea
menggantikan Avram grant dengan Luiz Felipe Scolari. Pelatih asal Brazil itu
juga tidak mampu memberikan prestasi yang memuaskan bagi Roman Abrahamovich.
Sehingga pada akhir April 2009 mengalami nasib yang sama dengan Grant. Dan
selanjutnya, posisi kosong manajer Chelsea di isi sementara oleh pelatih Timnas
Rusia Guus Hiddink, dengan kontrak sampai akhir musim 2008-2009. Pada akhir
bulan Mei, Guus Hiddink memberikan kenangan manis pada Chelsea yaitu berupa
Piala FA sebelum meninggalkan Chelsea.
Kemudian diawal kompetisi 2009-2010,
Chelsea mengontrak pelatih klub besar Italy AC Milan yaitu Carlo Ancelotti
mengisi jabatan manejer yang kontraknya akan habis pada akhir musim 2011-2012.
Pada musim 2009 - 2010, Chelsea
berhasil menjuarai Liga Utama Inggris (EPL) dan Piala FA (FA Cup), sehingga
Chelsea menjadi klub ketujuh yang berhasil mendapat rekor mengawinkan EFL dan
FA Cup (double winner). Dalam pertandingan terakhir Liga Utama Inggris (EPL)
melawan Wigan Athletics tanggal 9 Mei 2010, Chelsea mempermalukan Wigan dengan
skor telak 8 - 0. Selain itu selama musim 2009 - 2010, Chelsea juga mencetak
rekor menang mutlak 100% terhadap semua tim empat besar EFL (Manchester United,
Liverpool dan Arsenal).
Pada musim kompetisi 2009 - 2010,
striker Chelsea, Didier Drogba berhasil mendapatkan Golden Boot dengan meraih
29 gol, 3 gol lebih banyak dibandingkan penyerang Manchester United, Wayne
Rooney (26 gol). Persaingan perebutan Golden Boot terasa begitu sengit hingga
laga terakhir EFL digelar.
Sponsor:
1983-1984: Gulf Air
1986-1987: SIMOD, Bai Lin Tea, Grange Farm
1987-1993: Commodore 64
1993-1994: Amiga
1994-1997: Coors Brewing Company
1997-2001: Autoglass
2001-2005: Emirates
2005-2007: SAMSUNG Mobile
2008-sekarang: Samsung
1986-1987: SIMOD, Bai Lin Tea, Grange Farm
1987-1993: Commodore 64
1993-1994: Amiga
1994-1997: Coors Brewing Company
1997-2001: Autoglass
2001-2005: Emirates
2005-2007: SAMSUNG Mobile
2008-sekarang: Samsung
Pemain-pemain terkenal:
1900-an: William 'Fatty' Foulke, George 'Gatling Gun' Hilsdon,
Robert McRoberts, John Tait Robertson, Ben Warren
1910-an: Jack Harrow, Nils Middelboe, Robert Whittingham
1920-an: Ben Howard Baker, Jack Cock, Tommy Law, Tommy Meehan, GR Mills, Jack Townrow, Bob Turnbull, Andrew Wilson
1930-an: Hughie Gallacher, Sam Weaver, Vic Woodley, George Mills
1940-an: John Harris, Tommy Lawton, Willi Steffen
1950-an: Ken Armstrong,Roy Bentley, Jimmy Greaves
1960-an: Frank Blunstone, Peter Bonetti, Eddie McCreadie, Ken Shellito, Bobby Tambling, Terry Venables
1970-an: Charlie Cooke, Ron Harris, John Hollins, Alan Hudson, Ian Hutchinson, Peter Osgood, Ray Wilkins
1980-an: Paul Canoville, Kerry Dixon, Pat Nevin, Nigel Spackman, David Speedie, Clive Walker
1990-an: Steve Clarke, Roberto Di Matteo, Ruud Gullit, Glenn Hoddle, Mark Hughes, Frank Leboeuf, Graeme Le Saux, Dan Petrescu, Gianluca Vialli, George Weah, Dennis Wise, Ed de Goey, Dimitri Kharine, Tore André Flo, Gianfranco Zola, Gustavo Poyet
2000-an: Marcel Desailly, Eiður Smári Guðjonsen, Jimmy Floyd Hasselbaink, John Terry, Frank Lampard, Carlo Cudicini, Damien Duff, Arjen Robben, Didier Drogba, Petr Čech, Paulo Ferreira, Michael Ballack, Andriy Shevcenko, Deco, Michael Essien, Nicolas Anelka, Ashley Cole
1910-an: Jack Harrow, Nils Middelboe, Robert Whittingham
1920-an: Ben Howard Baker, Jack Cock, Tommy Law, Tommy Meehan, GR Mills, Jack Townrow, Bob Turnbull, Andrew Wilson
1930-an: Hughie Gallacher, Sam Weaver, Vic Woodley, George Mills
1940-an: John Harris, Tommy Lawton, Willi Steffen
1950-an: Ken Armstrong,Roy Bentley, Jimmy Greaves
1960-an: Frank Blunstone, Peter Bonetti, Eddie McCreadie, Ken Shellito, Bobby Tambling, Terry Venables
1970-an: Charlie Cooke, Ron Harris, John Hollins, Alan Hudson, Ian Hutchinson, Peter Osgood, Ray Wilkins
1980-an: Paul Canoville, Kerry Dixon, Pat Nevin, Nigel Spackman, David Speedie, Clive Walker
1990-an: Steve Clarke, Roberto Di Matteo, Ruud Gullit, Glenn Hoddle, Mark Hughes, Frank Leboeuf, Graeme Le Saux, Dan Petrescu, Gianluca Vialli, George Weah, Dennis Wise, Ed de Goey, Dimitri Kharine, Tore André Flo, Gianfranco Zola, Gustavo Poyet
2000-an: Marcel Desailly, Eiður Smári Guðjonsen, Jimmy Floyd Hasselbaink, John Terry, Frank Lampard, Carlo Cudicini, Damien Duff, Arjen Robben, Didier Drogba, Petr Čech, Paulo Ferreira, Michael Ballack, Andriy Shevcenko, Deco, Michael Essien, Nicolas Anelka, Ashley Cole
Prestasi:
* 4 Liga Utama Inggris (1955, 2005, 2006, 2010)
* 2 Divisi Championship (1984, 1989)
* 6 Piala FA (1970, 1997, 2000, 2007, 2009, 2010)
* 4 Piala Liga (1965, 1998, 2005, 2007)
* 4 Community Shield (1955, 2000, 2005, 2009)
* 2 Piala Winners (1971, 1998)
* 1 Piala Super Eropa (1998)
Sejarah Arsenal FC
Arsenal Football Club (dikenal pula sebagai Arsenal atau The Gunners) adalah klub sepak bola profesional Inggris yang berbasis di London Utara, London. Klub ini bermain di Liga Utama Inggris dan merupakan salah satu klub tersukses dalam sepak bola Inggris. Arsenal juga merupakan anggota kelompok G-14 yang terdiri dari klub-klub utama sepak bola di Eropa.
sejarah klub
Era 1886-1980
Arsenal didirikan di daerah Woolwich, bagian tenggara
kota London pada 1886 dengan nama Dial Square, lalu dengan cepat berganti nama
menjadi Royal Arsenal. Tahun 1891 nama mereka diganti menjadi Woolwich Arsenal.
Pada tahun 1913, klub ini pindah ke utara, yaitu ke Stadion Highbury, yang
menjadi markas mereka hingga Mei 2006. Saat pindah lapangan, nama depan klub
mereka, yaitu Woolwich dihapus sehingga hanya nama Arsenal yang tersisa. Selain
itu karena dekat dengan markas Tottenham Hotspur, maka tak heran jika
pertandingan Arsenal vs Tottenham Hotspur disebut “North London derby“.
Kejayaan Arsenal pertama kali diawali oleh pelatih Herbert Chapman yang melatih pada tahun 1925-1935 dan berhasil menjuarai beberapa kompetisi domestik Inggris (Piala FA, titel Liga Utama, dan Charity Shield) sekaligus mendominasinya. Sedangkan prestasi terbaik Arsenal di Eropa pertama kali terjadi pada musim 1969/70, di ajang Fairs Cup (pendahulu Pala UEFA). Arsenal menjadi juara untuk pertama kalinya dan sekaligus terakhir di ajang Fairs Cup (Fairs Cup diganti Piala UEFA sejak musim 1971/72) setelah berhasil mengalahkan R.S.C. Anderlecht dengan agregat 4-3 yang pada saat itu klub ini dilatih oleh Bertie Mie. Sepanjang tahun 1980an Arsenal berhasil menambah koleksi Arsenal dengan beberapa gelar domestik.
Kejayaan Arsenal pertama kali diawali oleh pelatih Herbert Chapman yang melatih pada tahun 1925-1935 dan berhasil menjuarai beberapa kompetisi domestik Inggris (Piala FA, titel Liga Utama, dan Charity Shield) sekaligus mendominasinya. Sedangkan prestasi terbaik Arsenal di Eropa pertama kali terjadi pada musim 1969/70, di ajang Fairs Cup (pendahulu Pala UEFA). Arsenal menjadi juara untuk pertama kalinya dan sekaligus terakhir di ajang Fairs Cup (Fairs Cup diganti Piala UEFA sejak musim 1971/72) setelah berhasil mengalahkan R.S.C. Anderlecht dengan agregat 4-3 yang pada saat itu klub ini dilatih oleh Bertie Mie. Sepanjang tahun 1980an Arsenal berhasil menambah koleksi Arsenal dengan beberapa gelar domestik.
Era 1990-sekarang
Di tahun 1991, Arsenal menjadi
juara bersama dengan Tottenham di Community Shield setelah hasil kedudukan
imbang. Prestasi Arsenal di Eropa kembali membaik setelah pada tahun 1994,
ditangan pelatih George Graham, Arsenal kembali juara di kancah Eropa setelah
mengalahkan Parma FC dengan skor 1-0. Arsenal berhasil kembali ke final pada
tahun berikutnya, 1995, namun kali ini dikalahkan olehReal Zaragoza dengan skor
2-1.
Kedatangan pelatih Arsene
Wenger ke Arsenal pada tahun 1996 berhasil membuat Arsenal kembali berjaya dan
berhasil merusak dominasi Manchester United di Liga Utama Inggris saat itu.
Arsenal berhasil menjadi runner-up di ajang Piala UEFA pada tahun 2000 setelah
melawan Galatasaray lewat adu penalti 4-1. Pada musim 2003-2004 hingga awal
musim 2004-2005, Arsenal berhasil mencetak rekor 49 pertandingan tak
terkalahkan dan mematahkan rekor milik Nottingham Forest F.C. (42 kali) yang
merupakan rekor tak terkalahkan terpanjang di dalam sejarah sepakbola Inggris.
Pada musim 2005-2006, Arsenal kembali meraih prestasi di kancah Eropa dengan
menjadi finalis Liga Champions setelah dikalahkan FC Barselona 2-1 di Stade de France, Paris.
Hiks2…… Padahal dah unggul duluan, tapi salut buat Arsenal bisa mencetak gol
duluan lewat sundulan Campbell….. Pokoknya maju terus Arsenal, with your Young
Gunners.
Stadion
Sejak berdiri, Arsenal
beberapa kali pindah stadion. Mulai dari memakai sebuah lapangan di Woolwich
yang bernama Manor Ground, lalu pindah ke London Utara, sekaligus membangun
Stadion Highbury dan dipakai pertama kali dipakai pada tahun 1913. Stadion ini
dipakai Arsenal hingga musim 2005/06 (atau berusia kurang lebih 93 tahun).
Pertandingan terakhir yang digelar di Stadion Highbury adalah Liga Utama
Inggris, yaitu Arsenal vs Wigan Athletic yang berhasil dimenangkan oleh Arsenal
dengan skor 4-2 dengan tiga gol dari Thierry Henry.
Sejak bulan Juli 2006 sampai
sekarang, klub ini menempati markas barunya, Stadion Emirates yang berkapasitas
60.500 kursi dan terletak di Ashburton Grove dan peresmian pemakaian Stadion
Emirates sekaligus pertandingan pertama yang digelar adalah dengan diadakannya
sebuah pertandingan persahabatan antara Arsenal dengan para pemain legenda
Belanda untuk perpisahan Dennisa Bergkamp, seorang mantan penyerang Arsenal.
Selamat tinggal Bergkamp. Bergkamp merupakan salah satu legenda buat Arsenal.
Bergkamp juga yang membawa perubahan dari cara bermain klub2 inggris yang
bermain dengan metode kick and rush….
Prestasi
Selain rekor tak
terkalahkannya (49 kali) menjadi yang terpanjang di Inggris, Arsenal juga
mempunyai banyak prestasi lainnya, yaitu:
Liga Inggris: 13
1931, 1933, 1934, 1935, 1938, 1948, 1953, 1971, 1989,
1991, 1998, 2002, 2004
Piala FA: 10
1930, 1936, 1950, 1971, 1979, 1993, 1998, 2002, 2003,
2005
Piala Liga/Piala Carling: 2
1987, 1993, menjadi finalis pada tahun 1968, 1969, 1988,
2007
FA Charity Shield/FA Community Shield:11
1930, 1931, 1933, 1934, 1938, 1948, 1953, 1991 (juara
bersama dengan Tottenham), 1998, 1999, 2002, 2004
Piala Winners: 1
1994, dua kali menjadi finalis pada tahun 1980 dan 1995
Piala UEFA: 1
1971 (waktu itu masih bernama Fairs Cup, berubah nama
menjadi Piala UEFA sejak tahun 1972), sekali menjadi finalis pada tahun 2000
Liga Champions: 0
menjadi finalis pada tahun 2006
Piala Emirates: 1
Sejarah Manchester United FC
Manchester United merupakan klub yang sarat akan sejarah. Penggemar klub yang bermarkas di kota Manchester ini juga semakin hari semakin bertambah banyak jumlahnya. Dengan segala permasalahan dan prestasi yang diraih, tak heran klub MU merupakan salah satu klub dengan pesona yang paling menarik dan memiliki history yang sangat bervariasi. Klub ini dibentuk dengan nama Newton Heath Lancashire and Yorkshire Railwaiy F.C (Newton Heath LYR F.C.) pada tahun 1878 oleh para pekerja rel kereta api di Newton Heath.
History klub MU, Pada waktu itu, kaos tim berwarna hijau – emas dan mereka bermain di lapangan kecil di North Road, dekat stasiun kereta api Piccadilly Manchester selama lima belas tahun, sebelum pindah ke Bank Street pada 1893. Klub telah mengikuti kompetisi sepak bola tahun sebelumnya dan mulai memutuskan hubungannya dengan stasiun kereta api, sehingga menjadi perusahaan mandiri, dan mengangkat seorang sekretaris dan pada akhirnya membuang nama “LYR” dari nama mereka untuk menjadi Newton Heath F.C saja. Namun, pada tahun 1902, tim nyaris bangkrut dengan utang lebih dari £2500 dan lapangan Bank Street mereka pun telah ditutup. Sebelum klub mereka bubar, mereka menerima sokongan investasi dari J.H. Davies, direktur Manchester Breweries. Ketika itu diadakan rapat untuk mengganti nama perkumpulan. Manchester Celtic dan Manchester Central adalah nama yang diusulkan pada awalnya. Namun, nama akhirnya ditetapkan dan Manchester United secara resmi eksis mulai 26 April 1902. Pada waktu itu pula Davies memutuskan untuk mengganti warna tim dan terpilihlah warna merah dan putih sebagai warna tim Manchester United.
Ernest Mangnall dipilih
menjadi sekretaris klub menggantikan James West yang mengundurkan diri tanggal
28 September 1902. Mangnall berusaha untuk mengangkat tim ke Divisi Satu pada
waktu itu namun mengalami kegagalan pada upaya pertamanya, dan hanya menempati
urutan 5 Liga Divisi Dua. Mangnall pin memutuskan untuk menambah beberapa
pemain ke dalam klub, seperti Harry Moger, Dick Duckworth, dan John Picken, dan
Charlie Roberts yang waktu itu membuat perubahan yang cukup signifikan. Pada
waktu itu klub berada di posisi tiga klasmen akhir musim 1903-1904. Mereka
selanjutnya promosi ke Divisi Satu setelah finis urutan kedua Divisi Dua musim
1905–1906. Musim pertama klub di Divisi satu berakhir kurang baik, dan hanya
menempati urutan 8 klasemen. Namun, mereka akhirnya memenangkan gelar liga
pertamanya pada tahun 1908. Pada waktu itu, rival mereka, Manchester City,
sedang diselidiki karena menggaji pemain diatas regulasi yang ditetapkan FA dan
Man City didenda £250 serta 18 pemain mereka dihukum tidak boleh bermain untuk
mereka lagi. MU dengan cepat mengambil kesempatan dari situasi ini, mereka
merekrut Billy Meredith dan Sandy Turnbull, dll. Namun pemain baru ini tidak
boleh bermain dahulu sebelum tahun Baru 1907, akibat dari skors dari FA dan
mereka mulai bermain pada musim 1907–1908. Klub kembali memenangkan trofi Liga
Divisi Satu untuk kedua kalinya pada musim 1910–11.
United pindah ke lapangan
barunya Old Trafford. Mereka memainkan pertandingan pertamanya di stadion baru
tersebut pada tanggal 19 Februari 1910 melawan Liverpool, tetapi mereka kalah
4-3. Mereka puasa trofi lagi sejak musim 1911–12, dan mereka tidak didukung
oleh Mangnall lagi karena dia pindah ke Manchester City setelah 10 tahunnya
bersama United. Mereka 41 tahun bermain tanpa memenangkan satu trofi pun.
United terdegradasi pada tahun 1922 setelah sepuluh tahun bermain di Divisi
Satu. Mereka naik divisi lagi tahun 1925, tetapi kesulitan untuk masuk jajaran
papan atas liga Divisi Satu dan mereka turun divisi lagi pada tahun 1931.
United meraih mencapaian terendah sepanjang sejarahnya yaitu posisi 20 klasemen
Divisi Dua 1934. kekuatan mereka kembali ketika musim 1938–39.
Pada tahun 1945, Matt Busby
dipilih menjadi manajer Manchester United. Dia meminta sesuatu yang tidak lazim
pada pekerjaannya, seperti menunujuk tim sendiri, memilih pemain yang akan
direkrut sendiri, dan menentukan jadwal latihan para pemain sendiri. Dia
sendiri pada waktu itu telah kehilangan lowongan manager di klub lain,
Liverpool F.C, karena pekerjaan yang diinginkannya itu menurut petinggi
Liverpool adalah pekerjaan seorang direktur. Waktu itu, United memberikan
kesempatan untuk ide inovatifnya. Pertama, Busby tidak merekrut pemain, tetapi
seorang asisten manager yang bernama Jimmy Murphy. Keputusan tersebut merupakan
keputusan yang sangat tepat. Busby membayar kepercayaan dengan mengantar MU ke
posisi kedua liga pada tahun 1947, 1948, and 1949 serta memenangkan Piala FA
tahun 1948. Stan Pearson, Jack Rowley, Allenby Chilton, dan Charlie Mitten
memiliki andil yang besar dalam pencapaian United ini. Mereka kembali meraih
gelar Divisi Satu pada 1952. Busby memasukkan beberapa pemain muda seperti
Roger Byrne, Bill Foulkes, Mark Jones dan Dennis Viollet.
Namun, mereka membutuhkan waktu untuk menunjukkan permainan terbaik mereka, akibatnya United tergelincir ke posisi 8 pada 1953. Tetapi tim kembali memenangkan liga tahun 1956 dengan tim yang usia rata-rata pemainnya hanya 22 tahun, mencetak 103 gol. Kebijakan tentang pemain muda ini mengantarkannya menjadi salah satu manager yang paling sukses menangani Manchester United (pertengahan 1950-an, pertengahan akhir 1960-an dan 1990-an). Busby memiliki pemain talenta tinggi yang bernama Duncan Edwards dan memainkan debutnya pada umur 16 tahun di 1953. Edwards dikatakan dapat bermain disegala posisi dan banyak yang melihatnya bermain mengatakan bahwa dia adalah pemain terbaik. Musim berikutnya, 1956–57, mereka menang liga kembali dan mencapai final Piala FA, namun kalah dari Aston Villa. Mereka menjadi tim Inggris pertama yang ikut serta dalam kompetisi Piala Champions Eropa, atas kebijakan FA. United dapat mencapai babak semifinal dan kemudian dikandaskan Real Madrid. Dalam perjalanannya ke semi-final, United juga mencatatkan kemenangan yang tetap menunjukkan bahwa mereka adalah tim besar, ketika mengalahkan tim juara Belgia Anderlecht 10–0 di Maine Road.
Namun, mereka membutuhkan waktu untuk menunjukkan permainan terbaik mereka, akibatnya United tergelincir ke posisi 8 pada 1953. Tetapi tim kembali memenangkan liga tahun 1956 dengan tim yang usia rata-rata pemainnya hanya 22 tahun, mencetak 103 gol. Kebijakan tentang pemain muda ini mengantarkannya menjadi salah satu manager yang paling sukses menangani Manchester United (pertengahan 1950-an, pertengahan akhir 1960-an dan 1990-an). Busby memiliki pemain talenta tinggi yang bernama Duncan Edwards dan memainkan debutnya pada umur 16 tahun di 1953. Edwards dikatakan dapat bermain disegala posisi dan banyak yang melihatnya bermain mengatakan bahwa dia adalah pemain terbaik. Musim berikutnya, 1956–57, mereka menang liga kembali dan mencapai final Piala FA, namun kalah dari Aston Villa. Mereka menjadi tim Inggris pertama yang ikut serta dalam kompetisi Piala Champions Eropa, atas kebijakan FA. United dapat mencapai babak semifinal dan kemudian dikandaskan Real Madrid. Dalam perjalanannya ke semi-final, United juga mencatatkan kemenangan yang tetap menunjukkan bahwa mereka adalah tim besar, ketika mengalahkan tim juara Belgia Anderlecht 10–0 di Maine Road.
Tragedi terjadi pada musim
berikutnya, ketika pesawat yang membawa tim pulang dari pertandingan Piala
Champions Eropa mengalami kecelakaan saat mendarat di Munich, Jerman untuk
mengisi bahan bakar. Tragedi Munich air tanggal 6 Februari 1958 tersebut telah
merenggut nyawa 8 pemain tim – Geoff Bent, Roger Byrne, Eddie Colman, Duncan
Edwards, Mark Jones, David Pegg, Tommy Taylor dan Liam Whelan – dan 15
penumpang lainnya, termasuk sebagian staf United, Walter Crickmer, Bert Whalley
dan Tom Curry. Ketika itu, terdapat rumor bahwa tim akan mengundurkan diri dari
kompetisi, namun Jimmy Murphy mengambil alih posisi manager ketika Busby
dirawat di rumah sakit, ban klub tetap melanjutkan kompetisinya. Meski
kehilangan beberapa pemain, mereka mencapai final Piala FA 1958, namun mereka
kalah dari Bolton Wanderers. Akhir musim, UEFA menawarkan FA untuk dapat
mengirimkan MU dan juara liga Wolverhampton Wanderers untuk berpartisipasi di
Piala Champions untuk penghargaan kepada para korban kecelakaan, namun FA
menolak. United menekan Wolves pada musim berikutnya dan menyelesaikan liga di
posisi kedua klasemen, tidak buruk untuk sebuah tim yang kehilangan sembilan
pemain akibat tragedi kecelakaan di jerman.
Busby membangun kembali tim di
tahun 60-an, dan membeli beberapa pemain seperti Denis Law dan Pat Crerand.
Mungkin pemain yang paling terkenal dari sejumlah pemain muda ini adalah George
Best. Tim memenangkan Piala FA tahun 1963, walaupun saat itu tim hanya finis
diurutan 19 Divisi Satu. Keberhasilan di Piala FA membuat pemain menjadi
termotivasi dan membuat klub terangkat pada posisi kedua liga tahun 1964, dan
kembali memenangkan liga di tahun 1965 dan 1967. United memenangkan Piala
Champions Eropa 1968, mengalahkan tim asuhan Eusébio SL Benfica 4–1
dipertandingan final, menjadi tim Inggis pertama yang memenagkan kompetisi ini.
Tim MU saat itu memiliki Pemain Terbaik Eropa, yaitu: Bobby Charlton, Denis Law
and George Best. Matt Busby mengundurkan diri pada tahun 1969 dan digantikan
oleh pelatih tim cadangan, Wilf McGuinness.
Setelah masa yang sukses,
United kemudian mengalami masa sulit ketika ditangani Wilf McGuinness, dan
berada diurutan delapan liga pada musim 1969–70. Kemudian dia mengawali musim
1970–71 dengan buruk, sehingga McGuinness kembali turun jabatan menjadi pelatih
tim cadangan. Busby kembali melatih United, walaupun hanya 6 bulan. Dibawah
asuhan Busby, United mendapat hasil yang lebih baik, namun pada akhirnya ia
meninggalkan klub pada tahun 1971. Dalam waktu itu, United kehilangan beberapa
pemain kuncinya seperti Nobby Stiles dan Pat Crerand. Kemudian, Frank O’Farrell
ditunjuk sebagai suksesor Busby. Seperti McGuinness, O’Farrell tidak bertahan
lebih dari 18 bulan. Tommy Docherty menjadi manager di akhir 1972. Docherty
menyelamatkan United dari degradasi namun United terdegradasi pada 1974, yang
saat itu trio Best, Law and Charlton telah meninggalkan klub. Denis Law pindah
ke Manchester City pada musim panas tahun 1973. Pemain seperti Lou Macari,
Stewart Houston dan Brian Greenhoff direkrut untuk menggantikan Best, Law and
Charlton, namun tidak menghasilkan apa-apa. Tim meraih promosi pada tahun
pertamanya di Divisi Dua, dengan peran besar pemain muda berbakat Steve Coppell
yang bermain baik pada musim pertamanya bersama United, bergabung dari Tranmere
Rovers. United mencapai Final Piala FA tahun 1976, tetapi mereka dikalahkan
Southampton. Mereka mencapai final lagi tahun 1977 dan mengalahkan Liverpool
2–1. Didalam kesuksesan ini, Docherty dipecat karena diketahui memiliki
hubungan dengan istri fisioterapi.
Dave Sexton menggantikan
Docherty di musim panas 1977 dan membuat tim menjadi bermain lebih defensif.
Dan gaya bermain ini pun tidak disukai suporter, mereka lebih menyukai gaya
menyerang Docherty dan Busby. Beberapa pemain dibeli Sexton seperti Joe Jordan,
Gordon McQueen, Gary Bailey dan Ray Wilkins, namun tidak dapat mengangkat
United menembus ke papan atas, hanya sekali finis diurutan kedua, dan hanya
sekali lolos ke babak final Piala FA, dikalahkan Arsenal. Dan karena miskin
gelar, Sexton pun dipecat pada tahun 1981, walaupun ia memenangkan 7
pertandingan terakhirnya. Dia digantikan manager flamboyan Ron Atkinson. Dia
memecahkan rekor transfer di Inggris dengan membeli Bryan Robson dari West
Brom. Tim asuhan Atkinson memiliki pemain baru seperti Jesper Olsen, Paul
McGrath, dan Gordon Strachan yang bermain bersama Norman Whiteside dan Mark
Hughes. United memenangkan Piala FA 2 kali dalam 3 tahun, pada 1983 dan 1985.
tahun 1986 penampilan MU kemudian menjadi buruk dan United mengakhiri musim di
urutan 4 klasemen. Hasil buruk United pun terus berlanjut sampai akhir musim
dan dengan hasil yang buruk yaitu diujung batas degradasi, pada November 1986,
Atkinson dipecat. Setelah itu United merekrut pelatih baru, yaitu Sir Alex
Ferguson.
Alex Ferguson tiba dari Aberdeen
untuk menggantikan tempat Atkinson dan memimpin klub dan berada di urutan 11 akhir klasemen. Pada
musim berikutnya (1987-88), United menghabiskan liga di tempat kedua, dengan
Brian McClair menjadi pemain United pertama selepas George Best dan
menjaringkan 20 gol dari pada liga dalam satu musim. Namun, United terpaksa
berhempas pulas sepanjang dua musim berikutnya. Alex Ferguson telah banyak kali
dilaporkan hampir dipecat ketika awal tahun 1990 tetapi gol Mark Robins
memberikan kemenangan tipis kepada United pada pusingan ketiga Piala FA
mengatasi Nottingham Forest, yang mana ramai menganggapnya sebagai kemenangan
yang menyelamatkan karier Ferguson. United memenangi Piala debgan menjadi juara
Eropa pada 1990-91, mengalahkan juara Spanyol tahun tersebut, Barcelona dalam
aksi final pertandingan, tetapi mengecewakan buat United pada musim berikutnya
selepas United disingkirkan oleh Leeds United akibat kemerosotan.
Kehadiran Eric Cantona pada November 1992 telah memberikan warna tersendiri kepada United, bersama dengan talenta yang mulai bersinar yang dimiliki oleh Gary Pallister, Denis Irwin dan Paul Ince, bersama-sama bintang yang sedang naik daun seperti Ryan Giggs, mereka menyelesaikan musim 1992-93 sebagai juara kali pertama semenjak 1967. Mereka memenangi “dobel dobel” (liga Ingeris dan Piala FA) untuk kali pertama pada musim berikutnya, dibantu dengan datangnya Roy Keane, pemain tengah dari Nottingham Forest, yang kemudian menjadi kapten klub. Namun, kliub berduka dengan kematian pengurus legenda dan presiden klub, Matt Busby, yang telah kembali pada 20 Januari 1994.
Kehadiran Eric Cantona pada November 1992 telah memberikan warna tersendiri kepada United, bersama dengan talenta yang mulai bersinar yang dimiliki oleh Gary Pallister, Denis Irwin dan Paul Ince, bersama-sama bintang yang sedang naik daun seperti Ryan Giggs, mereka menyelesaikan musim 1992-93 sebagai juara kali pertama semenjak 1967. Mereka memenangi “dobel dobel” (liga Ingeris dan Piala FA) untuk kali pertama pada musim berikutnya, dibantu dengan datangnya Roy Keane, pemain tengah dari Nottingham Forest, yang kemudian menjadi kapten klub. Namun, kliub berduka dengan kematian pengurus legenda dan presiden klub, Matt Busby, yang telah kembali pada 20 Januari 1994.
Pada musim 1994-95, Cantona
mendapat hukuman selama delapan bulan karena telah menendang Matthew Simmons,
seorang suporter Crystal Palace, dalam pertandingan di Selhurst Park. Seri pada
pertandingan terakhir liga dan mengalahkan Everton pada pertandingan terakhir
Piala FA menjadikan United sebagai juara “dobel-dobel”, liga dan Piala FA.
Ferguson setelah itu membuat perubahan yang mengejutkan pemilik klub beserta
penggemarnya dengan menjual beberapa pemain utama dan menggantikannya dengan
beberapa pemain muda, seperti David Beckham, Gary Neville, Phil Neville dan
Paul Scholes. Rekor tanpa kalah Eropa United telah dipecahkan oleh Fenerbahce,
yang memenangi 1-0 di Old Trafford pada 30 Oktober 1996 berkat gol Elvir Bolic.
Kemudian, mereka memenangi liga pada tahun 1997, dan Eric Cantona telah
mengumumkan pensiun dari bola sepak pada umur ke 30. Pada musim 1998, mereka
memulai musim dengan baik, tetapi pada akhirnya mereka berada di belakang
Arsenal di akhir klasemen.
1998-1999 merupakan musim
dimana Manchester United mencapai kejayaan di dalam sejarah klub sepak bola
Inggris setelah mereka berjaya dengan memenangi “Treble” – juara Premiership,
Piala FA, dan Liga Champion pada musim yang sama. Di liga premier, Manchester
United berjaya setelah memenangi kompetisi liga yang ditentukan pada hari
terakhir dengan mengalahkan Tottenham Hotspur 2-1. Memenangi Premiership
merupakan title yang sangat melelahkan untuk diraih, sehingga pada waktu itu
Ferguson benar-benar merasa puas bisa mendapatkan titel juara liga. Kemudian,
di dalam perlawanan akhir Piala FA, United bertemu Newcastle United dan menang
2-0 dengan gol yang dicetak masing-masing oleh Teddy Sheringham dan Ole Gunnar
Solskjaer. Pada kompetisi eropa, pertandingan final melawan Bayern Munich
merupakan pertandingan dramatis yang pernah dialami MU di final. Bagaimana
tidak, Setelah tertinggal dengan gol Mario Basler di menit-menit awal pertandingan,
MU tertinggal selama 85 menit. Dan di injury time, mereka baru dapat menyamakan
kedudukan melalui gol dari pemain pengganti, Teddy Sheringham. Seakan dinaungi
dewi fortuna kembali, berawal dari tendangan sudut yang dilakukan David
Beckham, terjadi gol dramatis yang diciptakan oleh Ole Gunnar Solskjaer, sang
pemain pengganti pula. Dramatis bagi MU, tragis bagi Bayern Munchen
United kembali memenangi liga
pada tahun 2000 dan 2001, namun gagal di musim 2002. Mereka mendapatkan titel
liga kembali musim berikutnya (2002-03). Semusim berikutnya, mereka memulai
musim dengan baik, tetapi prestasi mereka seiring berjalannya waktu menjadi
menurun akibat sanksi 8bulan yang diterima oleh Rio Ferdinand akibat gagal tes.
Namun demikian, mereka tetap mampu memenangi Piala FA 2004, menyingkirkan
Arsenal (yang menjadi juara liga musim tersebut). Musim 2004-05 bisa dibilang
sebagai musim yang dengan sedikit gol bagi MU, karena cedera yang dialami
penyerang Ruud van Nistelrooy, dan membuat MU pada musim tersebut tanpa
memenangi kejuaraan sama sekali. Di faktor eksternal, terdapat selentingan
kabar juga kalau kemungkinan besar klub akan diambil alih di akhir musim oleh
Malcolm Glazer (yang juga merupakan pemilik pasukan Rugbi Amerika Tampa Bay
Buccaneers). Pada musim 2005-06, MU memulai liga dengan kurang menyakinkan,
dengan kepergian pemain tengah Roy Keane ke Celtic selepas membuat kritikan
secara umum kepada beberapa pemain. Pada musim ini juga mereka mendapat
beberapa hambatan dengan cedera yang dialami oleh pemain=pemain kunci mereka
seperti Gabriel Heinze, Alan Smith, Ryan Giggs dan Paul Scholes. Namun
demikian, mereka juga masih mamou memenangi Piala Liga dengan mengalahkan Wigan
Athletic 4-0. Pada akhir musim 2005-2006, penyerang utama MU, Ruud van Nistelrooy,
telah meninggalkan k;ub dan pindah ke Real Madrid, karena ia berselisih dengan
sang pelatih.
Musim 2006-07 Ferguson mulai
memperlihatkan lagi gaya permainan United yang menyerang seperti pada dekade
90-an, dengan mencetak 20 gol lebih di 32 pertandingan. Pada Januari 2007,
United mendapatkan Henrik Larsson dengan status pinjaman selama 2 bulan dari
Helsingborgs, dan pemain itu memiliki peran penting akan pencapaian MU di Liga
Champions, dengan harapan meraih Treble kedua, namun sayanganya, setelah mencapai
babak semi-final, United kalah dari A.C. Milan 3–5(agregat). Empat tahun
setelah gelar terakhir mereka, United meraih kembali gelar juara liga pada 6
Mei 2007, setelah Chelsea bermain imbang dengan Arsenal, meninggalkan the Blues
tujuh poin dibelakang dengan menyisakan 2 pertandingan, diikuti kemenangan
United 1–0 dalam derby Manchester hari sebelumnya, mengantarkan United ke gelar
kesembilan Premiership-nya dalam 15 tahun eksistensinya. Namun, mereka tidak
dapat mencapai double keempat mereka, karena Chelsea mengalahkan United 1-0
Barca, Lionel Messi. Pada dua tahun selanjutnya, mereka juga kembali memenangi
liga dan berjaya di kompetisi lokal, namun pada tahun 2010, gelar liga lepas
karena kedatangan sang pelatih Chelsea Carlo Ancelotti, yang pada waktu itu
sukses membuat Chelsea kembali memenangi gelar liga semenjak kepergian Jose
Mourunho. Pada tahun 2011, Manchester United kembali difavoritkan untuk
memenangi double winner, dengan unggul poin yang jauh di akhir-akhir kompetisi,
serta mencapai final dengan berhadapan kembali dengan Barcelona. Namun, hanya
liga yang berhasil mereka dapat, dan gelar Liga Champion harus direlakan
kembali kepada Barcelona, yang di final mereka harus mengakui keunggulan
Barcelona 1-3 lewat gol yang dicetak oleh Pedro, Messi, dan Villa.
Menghadapi musim 2011-2012, MU
kembali akan dilatih oleh Sir Alex, yang menunda kembali keutusannya untuk
pensiun. Namun, MU harus kehilangan beberapa pemain seniornya seperti Paul
Scholes, Edwin Van Der Sar, Nevile, dll. Namun, mereka dapat penggantinya
dengan merekrut De Gea yang berposisi sebagai kiper, dan Ashley Young yang
berposisi sebagai winger. Dengan segala pengalaman serta kecakapannya dalam
meracik tim, Alex Ferguson kembali berharap dapat memperoleh gelar di kompetisi
mendatang. Walaupun penuh kontroversi, namun kehebatan sang pelatih ini tidak
perlu diragukan lagi, hehehe. Demikian sedikit yang dapat saya sampaikan
mengenai Manchester United, semoga dapat menambah pengetahuan bagi Anda,
khususnya para penggemar MU.
Prestasi juara yang di raih :
Prestasi juara yang di raih :
Juara Liga : 1908,
1911, 1952, 1956, 1957, 1965, 1967, 1993, 1994, 1996, 1997, 1999, 2000, 2001,
2003, 2007, 2008, 2009, 2011
Juara Piala FA : 1909, 1949, 1963,1977, 1983, 1985, 1990, 1994, 1996, 1999, 2004
Juara Piala Liga : 1992, 2006
Juara Liga Champions : 1968, 1999, 2008
Juara Piala Winners : 1991
Juara Piala Dunia Klub : 1999, 2008
Juara Piala Super : 1991
No comments:
Post a Comment